Selamat Hari Ibu…


Setiap tanggal 22 Desember dikenali sebagai hari ibu. Beberapa issue yang sering diangkat pada setiap pelaksanaan hari ibu adalah pengakuan persamaan gender antara pria dan wanita. Wanita bukan lagi seperti jaman dahulu yang identik sebagai warga “kelas dua” serta harus patuh kepada kaum pria.
Kemudian, bagaimanakah sejarah serta makna hari ibu serta implifikasinya pada masa sekarang?

Sejarah perjuangan wanita
Bermula pada tahun 1928 dengan sejumlah organisasi perempuan berkumpul dan melakukan Kongres Perempuan Pertama di Jakarta.
Beberapa perempuan yang kemudian menjadi pelopor dan panitia pelaksana kongres ini antara lain Raden Ajeng Kartini, Raden Dewi Sartika, Maria Walanda Maramis, Soejatin, Nyi Hajar Dewantoro, Sitti Sundari dan lain-lain. Seluruh Indonesia pun mengikuti jejak perempuan “pioneer” ini dengan menggalang persatuan perempuan Indonesia melalui Kongres Perempuan Pertama pada tanggal 22 Desember 1928.
Saat inilah, lahir beberapa ide untuk mengumpulkan berbagai perkumpulan perempuan dan menggalang persatuan sesama perempuan yang tergabung melalui berbagai perkumpulan perempuan dan mendeklarasikan perjuangan melawan kolonialisme, memikirkan konsep negara-bangsa, dan merupakan titik tolak Era Kebangkitan Nasional.

Kongres Perempuan Indonesia yang berlangsung tahun 1928 berkelanjutan hingga tahun 1941. Sejak tahun 1941, tidak lagi diadakan Kongres Perempuan Indonesia. Kondisi ini terutama sekali disebabkan oleh situasi politik Indonesia yang berada dalam genggaman Jepang. Pemerintah pendudukan Jepang tidak hanya mematikan bentuk-bentuk perkumpulan yang mandiri, tetapi melarang adanya perkumpulan perempuan lain selain fujinkai. Setelah Indonesia merdeka tidak lagi ada Kongres Perempuan, yang ada adalah Kongres Wanita. Tanpa bermaksud memperdebatkan arti kata perempuan dan wanita, Kongres Perempuan yang dilangsungkan pada tahun 1928 dan tahun selanjutnya merupakan era kebangkitan perempuan Indonesia. Karena pada saat inilah pertama kali muncul kesadaran perempuan Indonesia atas kepentingannya yang berbeda dari rekan pejuang laki-laki. Pada masa itu pulalah perempuan Indonesia dapat berkumpul secara bebas untuk menentukan kehendaknya.

Perayaan hari ibu di masa sekarang
Saat ini, makna perayaan hari ibu telah sedikit bergeser dimana sekarang maknanya hanya sekedar perayaan jasa seorang ibu dan seolah-olah perempuan dan ibu tidak memiliki kontribusi signifikan dalam gerakan kebangkitan nasional dan pembentukan Indonesia sebagai negara-bangsa.
Dalam kontek kekinian, perayaan hari ibu seharusnya membebaskan perempuan dari berbagai bentuk kekerasan, baik kekerasan fisik, psikis, ekonomi, dan seksual serta peningkatan peran serta wanita dalam segi-segi kehidupan berbangsa dan bernegara serta berkontribusi penuh terhadap pembangunan. Sehingga esensi persamaan gender antara pria dan wanita dapat benar-benar diwujudkan.

Selamat hari ibu bagi semua wanita Indonesia, jasamu sangat bebar dalam melahirkan dan membesarkan generasi penerus bangsa ini.