Paul si “peramal” pada piala dunia afrika selatan 2010


Kamis, 08/07/2010 11:04 WIB

Semarak Piala Dunia 2010 yang saat ini sedang berlangsung di Afrika Selatan sudah akan memasuki babak akhir turnamen dengan telah terselenggaranya babak semifinal dan tinggal menyisakan 2 partai sisa untuk memperebutkan peringkat 3 dan 4 serta menentukan juara baru sepakbola dunia.

Perhelatan akbar piala dunia yang sudah berlangsung selama 3 minggu ini sangat menyita perhatian dunia utamanya para pecinta bola dari seluruh penjuru dunia tentunya dengan “taruhan” tim jagoannya masing-masing. Bahkan dalam konferensi G20 yang terdiri dari 20 negara maju dunia yang berlangsung di Kanada, Presiden Barack Obama dan Perdana Menteri Inggris David Cameron sempat bertaruh sebotol bir untuk tim Negara masing-masing saat kedua Negara tersebut bertemu pada pertadingan pertama penyisihan group di piala dunia kali ini. Walaupun hasil imbang bagi kedua kesebelas USA dan Inggris, tetapi terbukti bahwa semangat olahraga utamanya sepakbola juga bisa merasuki dunia politik.

Kembali ke perhelatan akbar piala dunia, saat ini sudah memasuki fase akhir kompetisi dengan tinggal menggelar 2 pertandingan sisa termasuk partai terakhir untuk menentukan juara baru piala dunia 2010.
Partai final yang mempertemukan Belanda melawan Spanyol akan dihelat di Stadion Socer City di kota Johannesburg, Afrika Selatan pada hari Senin dinihari tanggal 12 Juli 2010, sedangkan partai perebutan tempat ketiga yang mempertemukan Uruguay melawan Jerman akan digelar di Nelson Mandela Bay, Port Elizabeth pada hari Sabtu dini hari tanggal 11 Juli 2010.

Banyak fenomena serta kontroversi yang terjadi pada piala dunia kali ini, mulai dari perpecahan tim Perancis pada awal penyisihan group yang berujung pada pemulangan Nikolas Anelka dari kompetisi yang berimbas pada hasil buruk bagi perancis sebagai tim finalis pada kompetisi yang sama empat tahun yang lalu sampai perjalanan tim-tim unggulan yang terseok-seok di awal-awal kompetisi serta hasil buruk beberapa tim unggulan di piala dunia kali ini seperti misalnya Italia yang harus tersingkir di babak penyisihan group dengan status sebagai juara bertahan piala dunia.
Semua catatan tersebut memberikan warna tersendiri pada perhelatan piala dunia yang baru pertama kali ini diselenggarakan di benua hitam (julukan benua afrika).

Salah satu fenomena yang cukup menyita perhatian adalah “prediksi” pemenang pertandingan oleh Paul si Gurita.
Paul bukanlah siapa-siapa. Bukan pelatih, bukan juga mantan pemain, ataupun pengamat bola yang sering tampil di televisi. Namun paul adalah seekor gurita berusia dua tahun yang hidup di Sea Life Aquarium di Oberhausen, Jerman dan sudah sering dipakai sebagai “peramal” nasib tim Panzer Jerman. Ajaib sekali, hewan laut ini bisa memprediksi.
Metode “ramalan” Paul sederhana. Gurita kelahiran Inggris ini hanya mendekati salah satu dari dua buah kotak kaca yang ditempeli bendera Jerman serta satunya ditempeli bendera tim lawan yang keduanya diisi dengan kerang.
Tampaknya, spesialisasi Paul memang di ramal meramal. Tengoklah, hasil ramalan Paul yang 100% tepat pada piala dunia kali ini. Misalnya, sebelumnya Paul “meramal” Jerman menang atas Inggris. Dan itu tepat seratus persen dimana Jerman mempecundangi Inggris dengan skor 4-1. Paul juga meramalkan kemenangan Tim UberAlles atas Australia dengan hasil akhir 4-0 dan Ghana dengan hasil akhir 1-0.

Yang aneh, pada saat Jerman akan bertemu Serbia pada pertandingan kedua babak penyisihan group, Paul bukannya “memihak” Jerman, tetapi malah memilih kotak yang berisi bendera Serbia. Terbukti benar, bahwa akhirnya Jerman kalah dari Serbia dengan skor tipis 0-1. Bahkan, ketika “dipakai” selama Piala Eropa 2008, prediksinya 80 persen tepat dari semua partai Jerman. Termasuk saat Der Panzer kalah 0-1 dari Spanyol di partai final.
Begitupun pada pertandingan babak perdelapan besar yang mempertemukan Jerman berhadapan dengan tim yang diunggulkan untuk memenangi piala dunia kali ini yaitu Argentina. Pada saat itu, Paul si Gurita lebih memilih kotak yang berisi bendera Jerman, niscaya Jerman pun “membantai” Argentina dengan skor yang cukup telak yaitu 4-0. Hasil inipun cukup banyak mengundang reaksi dari penggemar bola utamanya pendukung tim tango argentina yang “menghujat” Paul bahkan sampai ada yang ingin menjadikannya sate. 🙂

Prediksi Paul di Gurita masih berlanjut sampai babak semifinal, dimana Jerman akan melangsungkan pertandngan melawan Juara Eropa 2008 yaitu Tim Matador Spanyol. Partai ini merupakan ulangan partai Final Euro 2008 yang dimenangi oleh Spanyol dengan skor 1-0 melalui gol yang diciptakan oleh Fernando Tores selaku striker Spanyol. Pada saat itupun Paul sudah memprediksi bahwa Jerman akan dikalahkan oleh Spanyol pada babak final. Pada Piala Dunia kali ini, kedua tim kembali dipertemukan di babak semifinal. Namun lagi-lagi, ternyata Paul lebih “memilih” Spanyol daripada Jerman, dan terbukti bahwa Jerman dikandaskan oleh Spanyol dengan skor 1-0 melalui sundulan keras sang kapten Spanyol Carlos Puyol.

Pada pertandingan semifinal ini, Jerman seakan kehilangan “roh” yang biasanya dimiliki pada pertandingan sebelumnya. Masih teringat bagaimana Jerman membantai Australia dengan skor 4-0 pada pertandingan awal piala dunia, dimana tim-tim lain hanya bisa membukukan hasil seri atau maksimal memenangkan pertandingan dengan selisih gol tidak lebih dari 2 gol, sedangkan Jerman mampu memenangi pertandingan dengan skor yang sangat mencolok. Kemudian pada babak 16 besar, Jerman sukses “membungkam” Inggris dengan skor telak 4-1 walaupun sempat diwarnai dengan kontroversi gol Frank Lampard yang dianulir oleh wasit pada pertandingan tersebut. Tidak cukup sampai disitu, “mangsa” berikutnya adalah Argentina, Negara yang banyak memiliki bintang lapangan salah satunya adalah Lionel Messi. Kali ini Argentina “dibantai” dengan memsukkan 4 gol tanpa balas, sungguh pencapaian yang luar biasa melihat track record Jerman di Piala Dunia kali ini. Pertandingan babak semifinal sendiri merupakan antiklimaks bagi Jerman karena Spanyol telah menghentikan langkah mereka untuk melaju ke partai puncak Piala Dunia. Adalah Carlos Puyol yang menggagalkan mimpi mereka untuk menjuarai Piala Dunia 2010.

Terlepas dari hasil yang diraih Jerman, membuktikan bahwa Paul si Gurita memiliki ketepatan 100% dalam memprediksi pemenang pertandingan terutama yang dihadapi oleh Jerman. Walaupun Paul berasal dari Jerman, tetapi tidak mempengaruhi dia dalam memilih pemenang pertandingan.
Selamat buat tim Spanyol dan dinantikan sughan pertandingan yang menarik pada partai Final yang mempertemukan Belanda melawan Spanyol.

Dunia akhirnya punya Juara Baru Sepakbola di tahun 2010.
Salam Olahraga…

Pura Satya Dharma Putra, Klaten


Pura terakhir yang dikunjungi oleh rombongan yaitu Pura Satya Dharma Putra yang terletak di Desa Jiwan, Kecamatan
Karangnongko, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Pura ini terletak di pelataran gunung merapi di sebelah utaranya.
Perkembangan Hindu di daerah Jiwan ini dimulai pada tahun 1970 an, dan akhirnya pada tahun 1991 berdirilah Pura Satya
Dharma Putra ini.

Pembangunan pura dilakukan secara bertahap dengan dilandasi oleh kekeluargaan dan gotong royong.
Secara umum, bangunan pura juga memiliki 3 bagian utama yaitu utamaning mandala, madyaning mandala, serta nistaning
mandala.
Candi bentar menghiasi pintu masuk dari jaba ke madyaning mandala, sedangkan candi kurung merupakan pintu masuk ke
utamaning mandala, semuanya berbahan batu pasir halus hitam yang dibuat menjadi batu.
Yang unik dari bangun pura di tanah ‘jawa’ adalah hampir semuanya memiliki 3 pelinggih utama di utamaning mandala.

Sama juga dengan pura ini, terdapat Pelinggih Padmasana di tengah, kemudian Pelinggih Ratu Penglurah di sebelah kiri
Padma, serta Pelinggih Hyang Siwa di sebelah kanan Padmasana.
Adanya pendopo di utamaning mandala dengan bangunan khas jawa yang langsung menhadap ke bangunan Padmasana.
Pemangkunya sendiri dalam menghaturkan dan memandu acara persembahyangan menggunakan aksara jawa yang diiringi
dengan kekidungan dalam bahasa jawa pula, seperti kidung turun tirta dalam versi bahasa jawa.
Menurut Mbah Suparsi, salah seorang sepuh dan pengempon pura ini menceritakan sedikit tentang perjuangan masyarakat
hindu disana dalam menjaga eksistensi hindu serta bagaimana kemudian berkembangnya hunduisme.
Beliau menuturkan, memang kalau dilihat secara jumlah, pemeluk agama hindu bisa dibilang merupakan minoritas, namun
apabila dilihat lebih jauh, yang masih menerapkan ‘tradisi’ hindu atau yang dibiling beliau dengan istilah hinduisme bisa
dibilang sangat banyak.
Inilah yg mungkin dibilang sebagai islam hanya di-ktp saja.
Beliau menuturkan bahwa pengempon pura saat ini sekitar 400 an orang yang tersebar disekitar pura.
Melalui kesempatan ini pula, beliau menitip pesan kepada kami semua untuk senantiasa berpedoman pada ajaran dharma
dan agama dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai dengan swa-dharma masing-masing.
Setelah selesai dilaksanakan acara persembahyangan yang dilanjutkan dengan acara diskusi dan ramah tamah, kami
mendapatkan ‘surprise’ dari pihak pengempon pura dengan diberikannya hidangan makan malam.
Walaupun dengan meni yg sederhana, tapi itu sangat cukup bagi kami yang sebagian memang sudah sangat kelaparan. 🙂
Perbincangan serta interaksi dengan muda-mudi pura juga sempat terjalin selama berlangsungnya acara diskusi dan ramah
tamah.
Sungguh sambutan yg sangat meriah dari umat disana dalam menyambut kami yang baru kali ini me-tirtayatra kesana.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih yang paling dalam kepada umat se-dharma yang ada di Jiwan ini,
semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa senantiasa menganugrahkan Wara Nugraha kepada semua umat manusia.

Selesai acara sekitar jam 10 malam, rombongan langsung mohon pamit dan akan meneruskan perjalanan balik ke jakarta.
Masih ada sekitar 14 jam lagi waktu yang ditempuh untuk mencapai Pura Adityajaya Rawamangun, Jakarta.

Pura Buwana Pertiwi, Klaten


Pura Buwana Pertiwi, Klaten

Pura Buwana Pertiwi, Klaten

Pura Buwana Pertiwi terletak di Dukuh Pendem, Dusun Jarum, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Lokasi pura ‘sedikit’ terpencil dengan jalan yang agak kecil tetapi masih bisa dilalui oleh bus yang digunakan oleh
rombongan.

Setelah berjalan kaki sepanjang 700 meter, maka rombongan tiba di Pura Buwana Pertiwi, klaten.

Sedikit sejarah tentang pura ini yang didirikan oleh umat hindu di sekitar dusun jarum yang berjumlah sekitar 30 KK sekitar
setahun yang lalu. Lokasi pura berada di tengah-tengah pemukiman dengan rumah penduduk disekitar yang masih bercirikan ‘tradisional’ sekilas mengingatkan akan suasana di pedesaan.

Suasana Pedesaan disekitar Pura

Suasana Pedesaan disekitar Pura

Piodalan di pura ini akan dilangsungkan pada tanggal 20 juni 2010 bertepatan dengan setahun berdirinya pura.

Secara struktur, bangunan pura masih sama dengan susunan pura secara umum dimana terdapat utamaning, madyaning,
serta nistaning mandala.
Candi bentar ada di jaba tengah dengan gaya arsitektur khas jawa.
Sedangkan utamaning mandala terdapat 3 pelinggih dimana Padmasana berada di paling kiri kemudian diikuti dengan 2
pelinggih disebelah kanannya.

Padmasana

Padmasana


Pelinggih Pura

Pelinggih Pura

Pada saat rombongan melaksanakan persembahyangan, berkesempatan hadir pula Romo Jati dari Cirebon yang selama ini
menjadi tokoh umat di Pura Dalem Cilincing jakarta utara.
Kebetulan beliau berada di daerah klaten untuk memberikan pengarahan serta bimbingan ke umat hindu yang selama ini
belum ‘terjamah’.
Beliau menuturkan bahwa di klaten sendiri terdapat 49 pura yang tersebar di seluruh klaten, dan sebagian besar berada
pada lokasi yang agak terpencil.

Romo berpesan bahwa kita sebenarnya memiliki nenek moyang/leluhur yang sama berasal dari tanah jawa, baik itu hindu
yang ada di bali, maupun di daerah-daerah lain seperti lampung.
Jangan pernah lupa dng leluhur dan ingatlah akan kemuliaan-NYA.
Di akhir sambutan, beliau menyinggung tentang ramalan sabda palon dan naya genggong sebagai ‘pengawal’ Prabu
Brawijaya pada saat runtuhnya kerajaan Majapahit sebelum akhirnya Islam berkembang pesat.
Masa-masa sekarang ini merupakan masa akan ramalan tersebut setelah lebih dari 500 tahun semenjak keruntuhan kerajaan
majapahit.

Rombongan sendiri dijamu dengan sangat baik dan penuh rasa kekeluargaan oleh masyarakat hindu sekitar, dan kita merasa
bangga terhadap mereka semua yang sanggup bertahan ditengah pengaruh ‘angin’.

Acara akan dilanjutkan menuju pura yang terakhir sebelum rombongan akan balik ke jakarta.

Pura Pucang Sari, Klaten Jawa tengah


Pura Pucang Sari

Pura Pucang Sari


Pura Pucang Sari - Madyaning Mandala

Berikut sekilas informasi mengenai Pura Pucang Sari di Kabupaten Klaten yang kami kunjungi pada saat
acara Tirtayatra mahasiswa STAN yang tergabung dalam KMHB (keluarga mahasiswa hindu budha) STAN Jakarta.

Pura Pucang Sari terletak di Desa Pucang, Kecamatan Ceger, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Pura ini terletak agak kedalam di tengah pemukiman penduduk yang berbaur antara masyarakat yang memeluk hindu
dan masyarakat non-Hindu.
Pura ini mulai dirintis pada tahun 1985 setelah mendapatkan ‘pembagian’ tanah dari pemerintah pada tahun 1980.
Kalau di runut kebelakang, hindu di desa ini dimulai pada tahun 1965 pada masa pemberontakan G30 S/PKI.
Setelah berakhirnya masa pemberontakan itu, pemerintah mewajibkan masyarakatnya untuk ‘memilih’ agama yang ada
pada saat itu.
Kenapa memilih, karena pada saat itu masih belum jelas dengan yang namanya agama, dimana masih banyak masyarakat
yg masih menjalankan ‘tradisi’ hindu tetapi ber-ktp bukan Hindu.
Masyarakat hindu yg saat itu berjumlah sekitar 60% hanya tersisa 20% saja yang masih memeluk hindu.
Dengan jumlah yg masih tersisa itu, masyarakat hindu menginginkan untuk didirikannya tempat ibadah berupa pura
sebagai sarana mereka untuk menjalankan ibadah serta ‘yadnya’ ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Saat ini terdapat 95 KK dengan sekitar 400 jiwa sebagai pengempon pura.
Dengan swadaya serta bantuan dari umat hindu dari denpasar, maka akhirnya pura ini berdiri.
Sama seperti pura secara umum, Pura Pucang Sari ini terdiri dari utamaning mandala, madyaning mandala,
serta nistaning mandala.
Candi bentar berdiri kokoh di jaba serta madyaning mandala dengan arsitektur khas jawa yang terbuat dari batu hitam
serta ornamen-ornamen yang menggambarkan budaya jawa.
Di utamaning mandala,terdapat 3 pelinggih utama yaitu Padmasana serta 2 pelinggih yg mengapit bangunan
utama Padmasana.

Padmasana Pura Pucang Sari

Padmasana Pura Pucang Sari

Pelinggih itu secara umum merupakan pelinggih Hyang Nglurah di sebelah kiri serta pelinggih Dewa Hyang di sebalah kanan,
tentunya dengan ukiran khas jawa.

Salah Satu Pelinggih di Pura Pucang Sari

Salah Satu Pelinggih di Pura Pucang Sari

Saat rombongan tiba di pura, kami disambut oleh pengempon pura, pihak parisadha phdi klaten serta masayarahat Hindu
sekitar Pura yang terdiri dari kaum tua dan muda.
Kami disambut dengan sangat baik oleh masayarakat hindu disana beserta sajian santap siang yang membuat perut
kami kenyang. 🙂

Acaranya sendiri diawali dengan persembahyangan bersama, dilanjutkan dengan sambutan-sambutan serta acara
ramah-tamah dan semua larut dalam suasana kekeluargaan dan kebersamaan walaupun banyak juga yang baru kenal
satu sama lain.

Suasana Persembahyangan

Suasana Persembahyangan

Suasana saat Dharma Wacana oleh tokoh Hindu disana

Suasana saat Dharma Wacana oleh tokoh Hindu disana

Terimakasih kami ucapkan kepada pengempon pura,  pihak phdi klaten, serta warga hindu sekitar pura yang sangat
antusias menyambut kami.
Sungguh kami merasa ‘merepotkan’ krama disana.

Semoga tirtayatra kali ini bisa memberikan manfaat bagi kami semua dalam mendekatkan diri kepada-NYA, serta proses
pembelajaran diri dalam melaksanakan interaksi sosial dengan umat se-dharma.

Jayalah Hindu Indonesia.

Antara Tatwam Asi dan Kasih Sayang


Antara Tatwam Asi dan Kasih Sayang

Terinspirasi oleh lagu yang berjudul “Tat Wam Asi” pada album “Nyanyian Dharma 2” :

remember  tat wam asi,  you and me belong is one…

remember  tat wam asi  foundation to harmony….

swadharma  manusia  patut  ngemargiang  dharma

Ngemanut  ring  agama  sane  utama

Ngulati  kerahajengan  ring  sekala  lan  niskala

Sidha kemargiang  dumogi  sidha

Eling ring tat wam asi, manasida mesikian…

Eling ring tat wam asi, ngulati kerahajengan…

Kalau diperhatikan pada lirik lagu tersebut seakan mengingatkan kita bahwa Hindu mengenal istilah Tat Wam Asi

yang secara sederhana bisa diartikan bahwa “aku adalah kamu dan kamu adalah aku”, atau lebih sederhana lagi

“kamu dan aku adalah satu”.

Tatwam asi merupakan ajaran sosial tanpa batas. Saya adalah kamu, dan sebaliknya kamu adalah saya,

dan segala makhluk adalah sama sehingga menolong orang lain berarti menolong diri sendiri dan menyakiti orang lain

berarti pula menyakiti diri sendiri (Upadesa, 2002: 42).

Antara saya dan kamu sesungguhnya bersaudara. Hakekat atman yang menjadikan hidup diantara saya dan kamu

berasal dari satu sumber yaitu Tuhan. Atman yang menghidupkan tubuh makhluk hidup merupakan percikan terkecil

dari Tuhan. Kita sama-sama makhluk ciptaan Tuhan. Sesungguhnya filsafat tattwam asi ini mengandung makna yang

sangat dalam.

Tatwam asi mengajarkan agar kita senantiasa mengasihi orang lain atau menyayangi makhluk lainnya.

Bila diri kita sendiri tidak merasa senang disakiti apa bedanya dengan orang lain.  Maka dari itu janganlah sekali-kali

menyakiti hati orang lain. Dan sebaliknya bantulah orang lain sedapat mungkin kamu membantunya,

karena sebenarnya semua tindakan kita juga untuk kita sendiri.

Ajaran tattwam asi mengajak setiap orang untuk turut merasakan apa yang sedang dirasakan orang lain.

Tattwam asi merupakan kata kunci untuk dapat membina agar terjalinnya hubungan yang serasi atas dasar saling

“asah, asih, asuh” di antara sesama hidup.

Berbicara mengenai tatwam asi, teringat sebuah ungkapan bahwa “apabila kamu dikasi kotoran,

maka balaslah dengan memberi bunga”. Sungguh sebuah ungkapan yang sangat dalam dan mengingatkan bahwa kita

harus memposisikan diri sebagai orang lain bagi diri kita sendiri, dan sedapat mungkin untuk tidak menyakiti orang

lain.

Sedangkan kasih sayang adalah memberi dengan tulus tanpa mengharapakan imbalan.

Kasih Sayang adalah rasa saling mengasihi antara sesama, bisa ke satu orang yang dianggap special atau kasih sayang

yang lebih umum terhadap semua mahluk sebagai sesama ciptaan Tuhan.

Sehingga Kasih sayang tidak hanya terbatas pada sayang antara 2 orang saja, tapi kasih sayang adalah hak setiap

mahluk.

Kasih sayang merupakan bentuk lain dari Tatwam Asi yang mengajarkan mengenai hal yang paling sederhana dan

mandasar mengenai penghormatan dan memperlakukan orang lain seperti kita memperlakukan diri sendiri.

Sebelum kita bisa memberikan kasih sayang kepada orang lain, maka coba lah untuk melihat diri sendiri,

seberapa besar kita telah mengasihi diri sendiri, demikian juga apa yang bisa kita beri untuk sesama.

Tentu anda pernah ditanya atau mungkin pernah menjawab pertanyaan “Apa kamu sayang aku ?”

Kalaupun tidak pernah, maka setidaknya coba anda tanyakan pada cermin “Apa kamu sayang aku?”

Setidaknya cermin tidak akan menjawab pertanyaan anda tersebut dan kalaupun ada yang menjawab maka anda harus

berhati-hati dengan sekitar anda. 🙂

Kemudian, Bagaimana kalau saya rubah kalimatnya dan menjadi “Aku sayang kamu” atau “Kamu sayang aku”

tanpa ada “keterikatan” untuk memastikan bahwa itu benar.

Apa yang bisa anda rasakan dari 2 kalimat diatas ?

Tentu bisa terlihat bahwa ada semacam keragu-raguan pada kalimat pertama yang masih mempertanyakan

apakah kasih sayang itu benar adanya.

Sudah sering kali kita mendengar cerita yang sangat menyentuh mengenai perjuangan kasih manusia,

baik yang menyangkut kisah percintaan antara 2 orang dengan melewati masa-masa sulit penuh perjuangan yang

bahkan tidak terbayang sama sekali sebelumnya, tetapi dengan kekuatan kasih dan sayang mereka berhasil melaluinya

dan bisa bertahan.

Yang dapat kita tangkap dari cerita cerita tersebut, bahwa kekuatan kasih sayang sangatlah besar dalam

membangkitkan energy positif sebagai sumber semangat yang tidak terhingga, dan bahkan anda tidak terbayang

sebelumnya.

Seperti halnya air yang tiada henti meneteskan kelembutannya sehingga membuat batu yang awalnya kokoh,

lama-lama akan terkikis juga.

Demikian juga dengan kasih sayang apabila terus dipupuk dan diperkuat, maka segala macam rintangan akan bisa

diatasi dan dilewati dengan lancar.

Mengutip jargon dari sebuah iklan yang sering muncul di layar kaca, “talk less, do more”.

Maka, perbanyaklah melakukan aksi nyata untuk menyebarkan kasih sayang kepada sesama,

ketimbang lebih banyak berbicara tetapi tidak ada aksi nyata untuk hal itu.

Jangan ragu untuk menunjukkan kasih sayang anda kepada siapapun, karena keragu-raguan merupakan suatu langkah

mundur dan hanya akan menjadi beban bagi anda.

Tunjukkan bahwa kasih sayang anda sangat berarti bagi orang lain, karena senyum anda sudah menunjukkan kasih

sayang dan keinginan anda untuk melihat sisi lain dari diri anda sendiri.

Akhirnya, Melalui hari kasih sayang yang lebih dikenal dengan Valentine Day ini, maka sebarkanlah kasih sayang ke

semua mahluk di dunia, dan janganlah sekali kali menyakiti orang lain karena sesungguhnya itu tidak ubahnya

menyakiti diri sendiri.

Ingatlah bahwa sesungguhnya aku dan kamu adalah sama, bersumber dari Hyang Widhi.

Bagi anda yang sudah punya pasangan, maka jagalah kasih sayang itu supaya tetap hidup dan akan selalu mengiringi

perjalanan panjang kehidupan yang penuh liku, karena itulah kekuatan yang maha dahsyat.

Bagi yang sedang mencari pasangan, selamat berjuang untuk mencari cinta sejatimu, percayalah bahwa cinta sejatimu

sedang menunggu uluran “kasih sayang”mu dan kan membalas dengan senyum yang paling bahagia.

Selamat hari kasih sayang, semoga damai selalu menyertai..

Mari kita warnai hidup dengan selalu tersenyum dan sebarkan kasih sayang ke semua mahluk…